melihatmu termangu
seikat mawar menggelepar sepanjang pantai
camar camar berseruling pada gelombang
mencipta tembang-tembang bagi para nelayan
lalu segumpal matahari lepas dari pelukan awan
menafsiri sunyimu
sekali lagi kau mematung
dari sorot matamu memancar pisau-pisau
memisau awan-awan yang kelabu
dan kurasakan ada batu-batu di dadamu
bergemuruh
segalanya seperti berakhir
padahal aku masih ingin mencicipi
senyum marmalade
dari bibirmu yang mawar itu
Bantul, November 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar