Jumat, 09 Mei 2008

Perjalanan Hasrat

—bersama Ning Aiem

Ning, sudahkah kau lupa
sua pertama di depan senja
engkau melirik ragu ragu
meski telah kusampaikan
lewat getar jantungku
bahwa sejak saat itu
aku menaruh hasrat padamu

malam bergelayut
kematian begitu khusuk
mencengkram tubuhku
hingga kurasakan haus
dan jalan kemarau begitu panjang

dan tiba-tiba kusaksikan
danau biru di bibirmu

Ning, alirkan senyummu
agar kurasakan dingin

dan izinkan mata ini
menafsiri ayat-ayat tanpa kata
yang mengalir dari aroma tubuhmu
sampai bunga-bunga bakung
bersemi di dadaku

Yogyakarta, 2007

Tidak ada komentar: